Lovers of islam- Golongan musyrikin adalah
orang-orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain. Ada juga yang mengartikan
syirik adalah kufur, sehingga kaum musyrikin sama dengan kaum kafir.
Menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain merupakan dosa yang sangat besar.
Tempatnya di neraka untuk selama-lamanya. Mereka tak akan ada harapan lagi
untuk keluar dari sana dan tak ada harapan pula mendapat pertolongan.
Syirik ada dua macam, yaitu syirik
besar dan syirik kecil. Syirik besar ialah perbuatan menganggap sesuatu adalah
tuhan, kemudian di sembah-sembah dan di puja-puja. Tidak sedikit calon Penghuni
neraka karena perbuatannya menyembah binatang, patung, laut, bahkan memuja-muja
kiai. Ini namanya syirik besar. Dan yang demikian itu telah disinggung oleh
Allah dalam Al-Qur’an :
“sesungguhnya
Allah tidak mengampuni orang yang menyekutukan-NYA dan (tuhan) menganpuni dosa
selain itu bagi orang yang dikehendaki oleh-NYA….” (QS An-Nisa’ 48)
Orang menyekutukan Allah dengan cara
memuja sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan atau kekuatan—menyelamatkan
dengan kekuasaan Allah--, maka hal itu merupakan kejahatan yang sangat besar.
Merupakan kedzaliman yang besar.
Orang-orang semacam ini akan
diharamkan masuk surga. Artinya, mereka pasti akan dijebloskan ke neraka untuk
selama-lamanya. Jika telah sampai dihari pengadilan, maka mereka baru
membuktikannya bahwa ancaman Allah itu tak mungkin bisa berubah.
“sesungguhnya
orang yang menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan surge baginya dan
ia ditempatkan di dalam neraka. (QS Al-Maidah 72)
Kaum musyrikin atau kafir tidak
hanya dijumpai pada saat jaman jahiliyah saja. Namun sekarangpun banyak
diantara kita yang masih ternyemar dengan kekufuran. Disadari atau tidak,
memuja kuburan, mengkultuskan kiai atau ulama merupakan perbuatan musyrik.
Tidak mempecayai adanya ayat-ayat Allah—baik dalam Al-Qur’an maupun tanda-tanda
sunatullah--, merupakan kemusyrikan. Ini adalah kesombongan yang dapat
mengantarkan nasib ke jurang neraka.
“dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya,
mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. (QS Al-A’raf 36)
Kenyataan yang sering kita jumpai
bahwa banyak orang yang tekun menjalankan shalat, tetapi ia masih mempercayai
bahwa cincin yang mereka kenakan itu bertuah, memiliki kekuatan. Sehingga jika
ia tidak mengenakannya akan merasa terancam keselamatannya. Ini adalah syirik.
Ada pula yang suka shalat tetapi masih gemar pergi kedukun untuk menanyakan
nasib dan menghitung-hitung hari keberuntungan. Ada juga yang menganggap
seseorang—kiai atau ulama—mempunyai kekeramatan, sehingga tanpa mereka,
ibadahnya tidak sampai kepada Allah. Sesungguhnya kenyatan-kenyataan yang
demikia ini adalah sesuatu kemusyririkan yang tak disadari. Kemusyrikan yang
pasti akan mendorong dirinya masuk neraka.
Syirik kecil juga berbahaya. Syirik
kecil adalah riya’. Bentuknya ialah jika kita beramal ibadah tetapi
mengharapkan pujian dari orang lain. Tidak sedikit di antara kita terjebak
dengan syirik kecil ini. Misalnya orang berangkat haji dengan biaya yang sangat
banyak, tetapi ia berharap agar harga dirinya menjadi lebih tinggi. Orang
melakukan shalat dengan tekun tetapi di dalam hatinya ingin di puji-puji, agar
dikatakan bahwa dia adalah ahli ibadah. Orang melantunkan ayat Al-Qur’an, ingin
agar dianggap pembaca Al-Qur’an yang hebat. Orang menyumbang atau berinfak pada
pembangunan masjid, tetapi ia ingin dianggap sebagai orang dermawan.
Kenyatan-kenyatan seperti itulah yang disebut syirik kecil.
Allah berfirman :
“barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah, hendaklah ia beramal
shalih dan tidak menyekutukan sesuatu dengan dia sedikitpun. (QS Al-Khafi
10)
Maksud dari “menyekutukan Allah” pada ayat tersebut ialah menyekutukan dengan
amalannya. Dengan amal ibadahnya seseorang ingin dipuji, itulah yang disebut
dengan menyekutukan Allah.
Pernah suatu ketika Rasulullah saw.
Berdabda “jauhilah oleh syirik kecil!”
para sahabatnya bertanya, “ya Rasul,
apakah yang dimaksud dengan syirik kecil itu?” Rasulullah saw. Menjelaskan,
“Riya” beliau saw. Kemudian berkata
lagi, “besok dihari pembalasan Allah
berkata : pergilah kepada orang yang
memuji amalmu ketika kamu masih berada di dunia, dan lihatlah apa kamu
menjumpai pahala dari mereka?” HR Ahmad, Baihaqi dan At Thabarani.
Dalam hadist riwayat muslim dan ibnu
majah, diterangkan bahwa Rasulullah saw. Menyampaikan firman Allah, “barang siapa berbuat sesuatu perbuatan yang
menyekutukan AKU dengan yang lain, maka amalannya itu akan kembali kepada yang
disekutukan itu dan AKU cuci tangan dari padanya.”
Manusia itu sangat tergantung kepada
Allah maha pencipta. Segala kebutuhan tentang hidup semuanya ada ditanganNYA.
Di sisi lain Allah memerintahkan agar kita berbakti dan taat terhadap perintah
dan menjauhi laranganNYA. Melakukan amal ibadah merupakan sesuatu pengabdian.
Namun jika amalan ibadah itu ditunjukan bukan karena Allah, maka hal itu sebuah
kejahatan. Artinya, betapa manusia tidak tahu diri dan tidak tahu balas budi.
Jika sudah demikian, maka pantaslah
Allah akan “tersinggung” dan marah.
Tapi sifat Allah berbedah dengan sifat manusia. Ia tidak tersinggung dan marah.
Hanya saja, perbuatan manusia itu kelak akan dimintai pertanggung jawaban.
Beramal ibadah yang disertai riya’ merupakan penghinaan kepada Allah.
Amal ibadah yang disertai riya’ di
dalam hati, maka di sebut syirik. Amal ibadah tersebut tidak akan mendapatkan
pahala dan tidak akan diperhitungkan oleh Allah. Bahkan amalan itu akan berubah
menjadi siksa dan akan ditemparkan ke pelakunya.
Amal kebaikan yang dicemari dengan
perasaan tersebut, maka akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu,Rasulullah saw. Bersabda “banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan
dahaga, dan banyak juga orang yang berdiri untuk shalat malam yang tidak mendapatkan
apa-apa kecuali hanya jaga malam saja”, (HR Ibnu Majah dan Hakim).
Banyak orang yang rajin beribadah
tetapi hanya mendapatkan siksa. Semua itu karena dicemari oleh riya’; ingin
mendapatkan pujian dari orang lain. Amal perbuatan mereka itu tidak di terima
Allah, berubah menjadi debu yang di tiup angin.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar