select a language

Kamis, 26 Januari 2012

Golongan Musyrikin


           Lovers of islam- Golongan musyrikin adalah orang-orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain. Ada juga yang mengartikan syirik adalah kufur, sehingga kaum musyrikin sama dengan kaum kafir. Menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain merupakan dosa yang sangat besar. Tempatnya di neraka untuk selama-lamanya. Mereka tak akan ada harapan lagi untuk keluar dari sana dan tak ada harapan pula mendapat pertolongan.
            Syirik ada dua macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar ialah perbuatan menganggap sesuatu adalah tuhan, kemudian di sembah-sembah dan di puja-puja. Tidak sedikit calon Penghuni neraka karena perbuatannya menyembah binatang, patung, laut, bahkan memuja-muja kiai. Ini namanya syirik besar. Dan yang demikian itu telah disinggung oleh Allah dalam Al-Qur’an :
            sesungguhnya Allah tidak mengampuni orang yang menyekutukan-NYA dan (tuhan) menganpuni dosa selain itu bagi orang yang dikehendaki oleh-NYA….” (QS An-Nisa’ 48)
            Orang menyekutukan Allah dengan cara memuja sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan atau kekuatan—menyelamatkan dengan kekuasaan Allah--, maka hal itu merupakan kejahatan yang sangat besar. Merupakan kedzaliman yang besar.
            Orang-orang semacam ini akan diharamkan masuk surga. Artinya, mereka pasti akan dijebloskan ke neraka untuk selama-lamanya. Jika telah sampai dihari pengadilan, maka mereka baru membuktikannya bahwa ancaman Allah itu tak mungkin bisa berubah.
            sesungguhnya orang yang menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan surge baginya dan ia ditempatkan di dalam neraka. (QS Al-Maidah 72)
            Kaum musyrikin atau kafir tidak hanya dijumpai pada saat jaman jahiliyah saja. Namun sekarangpun banyak diantara kita yang masih ternyemar dengan kekufuran. Disadari atau tidak, memuja kuburan, mengkultuskan kiai atau ulama merupakan perbuatan musyrik. Tidak mempecayai adanya ayat-ayat Allah—baik dalam Al-Qur’an maupun tanda-tanda sunatullah--, merupakan kemusyrikan. Ini adalah kesombongan yang dapat mengantarkan nasib ke jurang neraka.
            dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. (QS Al-A’raf 36)
            Kenyataan yang sering kita jumpai bahwa banyak orang yang tekun menjalankan shalat, tetapi ia masih mempercayai bahwa cincin yang mereka kenakan itu bertuah, memiliki kekuatan. Sehingga jika ia tidak mengenakannya akan merasa terancam keselamatannya. Ini adalah syirik. Ada pula yang suka shalat tetapi masih gemar pergi kedukun untuk menanyakan nasib dan menghitung-hitung hari keberuntungan. Ada juga yang menganggap seseorang—kiai atau ulama—mempunyai kekeramatan, sehingga tanpa mereka, ibadahnya tidak sampai kepada Allah. Sesungguhnya kenyatan-kenyataan yang demikia ini adalah sesuatu kemusyririkan yang tak disadari. Kemusyrikan yang pasti akan mendorong dirinya masuk neraka.
            Syirik kecil juga berbahaya. Syirik kecil adalah riya’. Bentuknya ialah jika kita beramal ibadah tetapi mengharapkan pujian dari orang lain. Tidak sedikit di antara kita terjebak dengan syirik kecil ini. Misalnya orang berangkat haji dengan biaya yang sangat banyak, tetapi ia berharap agar harga dirinya menjadi lebih tinggi. Orang melakukan shalat dengan tekun tetapi di dalam hatinya ingin di puji-puji, agar dikatakan bahwa dia adalah ahli ibadah. Orang melantunkan ayat Al-Qur’an, ingin agar dianggap pembaca Al-Qur’an yang hebat. Orang menyumbang atau berinfak pada pembangunan masjid, tetapi ia ingin dianggap sebagai orang dermawan. Kenyatan-kenyatan seperti itulah yang disebut syirik kecil.
            Allah berfirman :
                        barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah, hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan sesuatu dengan dia sedikitpun. (QS Al-Khafi 10)
            Maksud dari “menyekutukan Allah” pada ayat tersebut ialah menyekutukan dengan amalannya. Dengan amal ibadahnya seseorang ingin dipuji, itulah yang disebut dengan menyekutukan Allah.
            Pernah suatu ketika Rasulullah saw. Berdabda “jauhilah oleh syirik kecil!” para sahabatnya bertanya, “ya Rasul, apakah yang dimaksud dengan syirik kecil itu?” Rasulullah saw. Menjelaskan, “Riya” beliau saw. Kemudian berkata lagi, “besok dihari pembalasan Allah berkata    : pergilah kepada orang yang memuji amalmu ketika kamu masih berada di dunia, dan lihatlah apa kamu menjumpai pahala dari mereka?” HR Ahmad, Baihaqi dan At Thabarani.
            Dalam hadist riwayat muslim dan ibnu majah, diterangkan bahwa Rasulullah saw. Menyampaikan firman Allah, “barang siapa berbuat sesuatu perbuatan yang menyekutukan AKU dengan yang lain, maka amalannya itu akan kembali kepada yang disekutukan itu dan AKU cuci tangan dari padanya.”
            Manusia itu sangat tergantung kepada Allah maha pencipta. Segala kebutuhan tentang hidup semuanya ada ditanganNYA. Di sisi lain Allah memerintahkan agar kita berbakti dan taat terhadap perintah dan menjauhi laranganNYA. Melakukan amal ibadah merupakan sesuatu pengabdian. Namun jika amalan ibadah itu ditunjukan bukan karena Allah, maka hal itu sebuah kejahatan. Artinya, betapa manusia tidak tahu diri dan tidak tahu balas budi.
            Jika sudah demikian, maka pantaslah Allah akan “tersinggung” dan marah. Tapi sifat Allah berbedah dengan sifat manusia. Ia tidak tersinggung dan marah. Hanya saja, perbuatan manusia itu kelak akan dimintai pertanggung jawaban. Beramal ibadah yang disertai riya’ merupakan penghinaan kepada Allah.
            Amal ibadah yang disertai riya’ di dalam hati, maka di sebut syirik. Amal ibadah tersebut tidak akan mendapatkan pahala dan tidak akan diperhitungkan oleh Allah. Bahkan amalan itu akan berubah menjadi siksa dan akan ditemparkan ke pelakunya.
            Amal kebaikan yang dicemari dengan perasaan tersebut, maka akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu,Rasulullah saw. Bersabda “banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga, dan banyak juga orang yang berdiri untuk shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya jaga malam saja”, (HR Ibnu Majah dan Hakim).
            Banyak orang yang rajin beribadah tetapi hanya mendapatkan siksa. Semua itu karena dicemari oleh riya’; ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Amal perbuatan mereka itu tidak di terima Allah, berubah menjadi debu yang di tiup angin.

Tidak ada komentar:

Suka Lovers Of Islam ? Follow @dikutip